Cara Belajar Para Ulama (Edisi 3 : Tips Menghafal)

Segala puji hanya milik Allah Ta’ala. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, dan juga keluarganya, shahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.

Berikut ini saya ringkaskan tips-tips untuk menghafal dari salah seorang ulama kita masa ini, Asy Syaikh Abdul Aziz As Sadhan hafizhahullah yang beliau bawakan dalam kitab ringkas beliau “Yaa Thaalibal ‘Ilmi, Kaifa Tahfazh? Kaifa Taqra’? kaifa Tafham?” agar cepat menghafal dan hafalan kita kokoh dan tahan lama.

  • Pilihlah waktu yang cocok

Diantara sebab yang memudahkan untuk menghafal –setelah taufiq dari Allah tentunya- adalah memilih waktu yang sesuai di saat pikiran kita tidak tersibukkan dengan berbagai hal-hal yang mengganggu konsentrasi. Hal ini manjur sekali. Engkau bisa temui orang yang bisa menghafal banyak dalam waktu yang sedikit, dan juga orang yang hanya menghafal sedikit padahal sudah banyak menghabiskan waktu.

  • Pilihlah tempat yang cocok

Pilihlah tempat yang cocok untukmu di mana engkau bisa berkonsentrasi untuk menghafal. Dan hal ini berbeda-beda bagi setiap orang.

  • Pilihlah kadar kuantitas yang sesuai pada matan yang ingin dihafal atau pada kitab syarah yang ingin dibaca

Sebagian thullabul ‘ilmi memulai perjalanan menuntut ilmunya dengan menghafal matan kitab yang panjang sehingga menyebabkan ia mutung dan bosan. Hal ini terkadang menyebabkan dirinya menjadi putus asa dan akhirnya meninggalkan ilmu. Maka pilihlah kadar kuantitas yang sesuai dengan dirimu walaupun matan itu hanya tipis sekali. Sebagian penuntut ilmu yang memiliki semangat tinggi, mereka memulai perjalanan menuntut ilmu mereka dengan matan yang panjang atau syarah yang panjang sehingga jika mereka menghafal, banyak dijumpai kesalahan pada hafalannya. Seandainya mereka memulai dengan matan ringkas, niscaya mereka akan mendapatkan kemudahan dalam menghafal.

  • Pilihlah posisi menghafal yang nyaman

Sepatutnya bagi orang yang ingin menghafal untuk memilih waktu, tempat, kuantitas, dan posisi yang cocok untuk diri sendiri. Ada orang yang sukanya menghafal sambil berjalan daripada duduk. Ada yang sukanya menghafal sambil berdiri di tengah malam. Maka jika mau menghafal, jangan mengikuti gaya menghafal seseorang jika memang tidak cocok untuk diri kita, pilihlah posisi senyaman mungkin agar kita mudah menghafal. Sebagian ulama madzhab Syafi’I mengatakan :

القراءة العالية للحفظ, و القراءة الخافية للفهم

“Membaca dengan suara keras itu untuk menghafal, sedangkan membaca dengan suara pelan itu untuk memahami”

Perktaan tersebut memang benar. Jika engkau ingin menghafal, kemudian engkau membaca matan yang ingin dihafal dengan suara keras, maka hal itu akan membantu hafalanmu. Tapi jika ternyata engkau melihat hal tersebut tidaklah bermanfaat untukmu, maka tempuhlah cara lain yang lebih bermanfaat untukmu. Intinya kata Syaikh Abdul Aziz As Sadhan hafizhahullah :

فانظر إلى ما ينفعك, و الضابط ذلك : أنت

“Lihatlah mana yang bermanfaat bagimu. Dan patokan hal tersebut adalah : dirimu”

  • Membagi hafalan menjadi beberapa bagian

Jika matan yang ingin dihafal panjang, maka bagilah menjadi beberapa bagian. Bahkan sekalipun matannya ringkas, bagilah menjadi beberapa bagian agar hafalanmu lebih kuat.

Contoh :

Jika engkau ingin menghafal matan suatu kitab fiqih, kemudian penulis kitab tersebut menulis bab thaharoh sebanyak 4 baris, dan bab shalat sebanyak 10 baris. Maka mungkin menghafal bab thaharoh mudah bagimu karena hanya 4 baris. Tetapi, untuk menghafal bab shalat 10 baris secara sempurna mungkin agak sulit. Maka hafalkanlah 5 baris pertama kemudian 5 baris sisanya sehingga hafalanmu menjadi lebih kuat.

  • Gunakan satu cetakan matan saja

Jika hanya menghafal dengan menggunakan satu cetakan matan saja, maka hafalanmu akan semakin kuat di pikiran. Hal ini karena pikiran mampu mengingat urutan-urutan huruf, awal dan akhir halaman dari kitab yang kita hafal. Seandainya kita menghafal dengan menggunakan bermacam-macam cetakan yang susunannya berbeda-beda, maka hafalan kita tidak akan sekuat jika hanya menggunakan satu cetakan saja.

  • Berilah harokat pada matan yang ingin dihafal

Jika matan tersebut sudah diharokati, maka Alhamdulillah. Jika belum, bacakanlah matan tersebut kepada seseorang yang sudah mumpuni dalam bahasa arab sehingga nanti akan memudahkanmu dalam menghafal dan juga agar engkau tidak salah dalam menghafal. Orang yang menghafal matan kitab yang belum diharokati, terkadang dia salah membacanya, harusnya dibaca manshub malah dibaca marfu’, dan yang harusnya marfu’ malah dibaca manshub. Maka bersemangatlah dalam mengharokati matan!

  • Buatlah “jembatan keledai” dalam menghafal

Terkadang dalam suatu matan, ada kata-kata atau kalimat yang sulit diingat urutannya dengan benar. Sehingga engkau terus-menerus salah dalam mengucapkannya. Ini hal yang biasa. Cara mengatasinya adalah dengan membuat kaidah khusus, istilah kita : “jembatan keledai”.

Contoh :

Syaikh As Sadhan : “Dalam masalah perkara yang terjadi pada hari kiamat, ada haudh (حوض) , shirath (صراط), dan mizan (ميزان). Urutan perkara tersebut sesuai dengan terjadinya masih membingungkan aku kadang-kadang. Masalah tersebut akhirnya menjadi jelas untukku setelah menelaah dan bertanya bahwasanya yang rajih adalah haudh itu pertama, kemudian mizan, baru shirath. Tapi masih ada masalah ketika aku ingin menyebutkan pendapat yang benar setelah berlalu beberapa waktu (sehingga lupa urutannya), dan urutannya pun menjadi rancu. Lalu aku membuat singkatan (حمص) untuk mengingatnya. ح  untuk haudh, م untuk mizan, dan ص  untuk shirath. Setelah itu, akupun tidak lupa lagi urutannya berkat karunia Allah Ta’ala

Contoh dari saya yang mungkin lebih familiar di telinga kita :

Kalau kita ditanya : Sebutkan huruf qalqalah!

Kita akan dengan mudah menjawabnya : بَ جُ دِ طَ قَ (baju di toqo).

Kira-kira seperti inilah maksud Syaikh As Sadhan hafizhahullah dalam poin ini.

  • Membiasakan diri untuk menghafal dan tidak mudah mutung

Manusia jika dibiasakan dengan sesuatu, maka dia akan terbiasa dengannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنما العلم بالتعلم

“Sesungguhnya ilmu itu didapat dengan belajar” [1]

Dahulu sebagian ulama mengatakan :

“Aku setiap hari menghafal walaupun hanya sebaris saja sehingga aku tidak berhenti dari menghafal”

Maka setiap kali manusia membiasakan dirinya menghafal, maka ia akan terbiasa menghafal sehingga menghafal pun menjadi mudah baginya.

  • Mengulang hafalan baik seorang diri maupun dengan orang lain

Terkadang, seseorang yang telah menghafalkan sesuatu tidak mampu untuk memperkuat hafalannya dengan seorang diri. Tetapi jika ia meminta tolong –tentunya setelah kepada Allah- kepada saudaranya maka itu lebih baik untuknya.

Dahulu Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma keluar bersama Mujahid dan berkata :

“Wahai Mujahid, bacalah padaku, dan aku akan membaca untukmu”

Hal ini dalam rangka memperkuat hafalan dalam pikiran mereka.

Syaikh As Sadhan berkata : “Aku kenal sebagian penuntut ilmu –dan ini mujarab- mengatakan : Jika aku ingin menghafal sesuatu, aku menghafalnya sambil merekamnya dengan kaset. Kemudian aku mendengarkannya 10 kali. Maka semakin kuatlah hafalanku sampai-sampai aku hampir tidak melupakannya meski telah lama”

Itulah beberapa cara untuk memperkuat hafalan. Tapi semua kembali pada dirimu, mana yang paling cocok untuk dirimu, lakukanlah!

  • Mengamalkan apa yang telah dihafalkan

Ada orang yang menghafal do’a masuk dan keluar dari masjid, do’a masuk dan keluar dari kamar mandi, tetapi jika engkau Tanya bagaimana do’a memakai pakaian atau do’a masuk rumah atau keluar darinya, umumnya mereka tidak hafal. Seandainya hafal, maka hafalannya pun agak kacau. Penyebabnya adalah dia tidak mengamalkan apa yang telah ia hafal.

Syaikh As Sadhan memberikan nasihat :

“Aku nasihatkan diriku dan anda untuk membaca kitab ‘Iqtidhaa-ul ‘ilmi al ‘amal’ karya Al Khotib Al Baghdadi. Sungguh beliau telah mengumpulkan atsar-atsar yang berharga dan menjelaskan semangat para salaf –‘alaihim rahmatullahi- untuk mensucikan ilmu mereka dengan amal mereka”

  • Makanan dan minuman yang membantu kita untuk menghafal

Sebagian ulama mengatakan : “Sesungguhnya hal ini manjur. Bagaimanapun juga, setiap orang yang melaksanakan sunnah dalam makannya dengan membuat 1/3 bagian untuk makanannya dan 1/3 bagian untuk minumannya dan 1/3 bagian untuk nafasnya, dan senantiasa memakan makanan yang ia aggap bermanfaat untuk akal dan badannya, hal itu akan mengumpulkan beberapa perkara : diantaranya beribadah dan taqarrub kepada Allah Ta’ala dengan hal ini (yakni sunnah-sunnah saat makan) dan meneladani sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hal itu adalah yang paling bermanfaat untuk akal dan badannya karena syari’at tidaklah datang kecuali dengan membawa semua kebaikan untuk akal dan badan”

Lalu di footnote disebutkan :

Dan diantara makanan yang membantu untuk meningkatkan hafalan adalah madu, air zamzam, habbatus sauda, dan kurma.

  • Membaca kitab yang menceritakan perjalanan para huffazh

Kalau engkau membaca kisah kuatnya hafalan para ulama, maka engkau akan terheran-heran dibuatnya. Kemudian engkau akan mengatakan : “Sesungguhnya mereka para ulama melakukan sebab-sebab (untuk memperkuat hafalan) setelah taufiq Allah Ta’ala tentunya. Seandainya seorang manusia berdo’a kepada Rabb-nya dan melakukan sebab-sebab (untuk menguatkan hafalan) maka bisa jadi Allah akan memberikan padanya apa yang telah Dia berikan kepada para ulama tersebut. Dan hal itu tidaklah mustahil bagi Allah”

Dan diantara kisah yang sangat menakjubkan adalah kisah diujinya hafalan Imam Al Bukhari oleh ulama Baghdad. Para ulama tersebut menyebutkan 10 hadits beserta sanadnya yang telah ditukar-tukar baik sanad maupun matannya. Akhirnya Imam Al Bukhari rahimahullahu menyebutkan matan beserta sanadnya yang benar dari 10 hadits yang dibawakan oleh para ulama tersebut. Masya Allah! [2]

Itulah tips-tips untuk menghafal. Maka saudaraku para penuntut ilmu, tetaplah bersemangat dalam menuntut ilmu, dan janganlah lupa untuk senantiasa meminta pertolongan kepada Allah ‘Azza wa Jalla!

Bersambung insya Allah


[1] Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani. Lihat Shahihul Jaami’ Ash Shaghir no. 2328

[2] Tambahan dari saya. Kisah ini saya dapatkan dari kitab At Ta’liqaat Al Atsariyyah karya Syaikh Ali Al Halabi hafizhahullah

Tag:

3 responses to “Cara Belajar Para Ulama (Edisi 3 : Tips Menghafal)”

  1. mymslm says :

    Assalamu’alaikum,, Bermanfaat sekali, izin save dan share… Ditunggu tulisan selanjutnya….. Barakallahu fik….

  2. ramelan says :

    izin ngopi makalahnya ya buat dibaca dirumah, makasih

Tinggalkan Balasan ke ramelan Batalkan balasan