(Selingan) Mereka, Semangat, dan Menjaga Waktu

Diantara manfaat membaca kisah-kisah orang lain yang Allah Ta’ala berikan kelebihan kepada dirinya adalah mengingkatkan semangat kita dalam berbagai hal, baik beribadah, menuntut ilmu, berdakwah, menulis, atau lainnya. Saya mendapatkan cerita yang ringkas sekali tetapi menurut saya kisah tersebut menambah semangat kita terutama untuk menuntut ilmu dan menjaga waktu. Saya dapatkan dua kisah ini dari orang-orang yang menurut saya hebat dan inspiratif juga, Al Akh Al Fadhil Wira Mandiri Bachrun dan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal hafizhahumallah dari akun jejaring sosial facebook milik mereka. Al Akh Wira Mandiri Bachrun adalah alumnus UGM dan sekarang menuntut ilmu di Darul Hadits, Syihr, Yaman. Sedangkan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal adalah lulusan Teknik Kimia UGM yang sekarang meneruskan studi S2 Teknik Kimia di King Saud University, Riyadh. Dan beliau rutin menghadiri durus Syaikh Al ‘Allamah Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah.

Berikut ini cerita singkat yang semoga bisa menambah semangat kita dalam menuntut ilmu :

  • Cerita Akh Wira Mandiri Bachrun

Satu hal yang saya lihat di Yaman.. Orang-orang Eropa yang baru masuk Islam semangat sekali belajarnya. Saya punya teman dari Paris. Namanya Abu Bakr. Orang Perancis asli. Begitu masuk Islam lima tahun yang lalu, tahukah antum apa yang dia lakukan?

Dia langsung belajar bahasa Arab.. Memang cerdas ni orang Eropa. Sumber ajaran Islam, Al Quran dan Hadits kan pake bahasa Arab. Jadi kalau mau paham agama ini dengan baik ya harus belajar bahasa Arab. Tidak seperti kebanyakan ikhwah, baru kenal dakwah salafiyah bukannya sibuk belajar tapi langsung nyemplung fitnah…

Setelah bisa berbahasa Arab, dia pulang ke Perancis. Menikah. Lalu sama istrinya belajar di Syihir. Sudah hampir dua tahun di sini, masya ALLAH sudah berapa banyak kitab yang dia tamatkan. Mulai dari Aqidah, Tauhid, Ushul FIqh, Mustalah, Hadits… Hifzh Quran nya sudah sepertiga mushaf..

Coba sekarang koreksi diri kita. Sudah berapa lama jadi muslim, berapa lama kenal dakwah? Apa yang sudah kita peroleh selama ini? Sudah berapa kitab aqidah yang kita tamatkan? Ataukah kita hanya tahu fulan hizbi? fulan surury? fulan hadadi? Allahul musta’aan… Kalau hanya itu yang kita ketahui, seharusnya kita menangis karena telah membuang banyak dari waktu kita..

  • Cerita dari Ust. Muhammad Abduh Tuasikal

Kebiasaan Syaikh Sholeh Al Fauzan:

Sehabis durus harian Maghrib-Isya, beliau masih sempatkan diri untuk muroja’ah pelajaran yang tadi beliau ajarkan. Setelah itu beliau sibuk menyusun tulisan sampai jam 11 malam, lalu kemudian istirahat. Dan waktu tidur malamnya pun amat singkat.

Cerita dari Ust. Abdul Malik (Supir Pribadi Syaikh Sholeh Al Fauzan) tadi malam. (tadi malamnya yakni malam saat beliau update status di FB-red)

Singkat tapi semoga bisa memberikan faidah bagi diri saya pribadi maupun bagi yang ingin memetik faidah dari kisah tersebut. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita taufiq untuk terus belajar dan belajar sehingga waktu kita tidak teribukkan dengan hal yang tidak penting. Allahumma aamiiin.

Tinggalkan komentar